Daftar Isi

Senin, 23 Agustus 2010

Kang Ibing

Si Kabayan adalah Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan yang terkenal lugu tetapi cerdik. Cerita Rakyat Pasundan yang diangkat ke layar lebar dengan berbagai versi ini untuk pertama kalinya diperankan oleh Kang Ibing yang punya nama lengkap Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata.
Pria kelahiran Sumedang bulan Juli 1946 yang beristerikan Ny. Nieke ini telah dikarunia 3 (tiga) orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan Diane.
Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film.
Kariernya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam Profil Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Nama asli yang konon masih teureuh menak Sunda yakni Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata seperti hilang diganti Kang Ibing yang identik dengan sosok Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.
Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad.
Pada tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut.
Selain main film, Ibing juga sudah memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya.
Putera pasangan Rd. Suyatna Kusumahdinata dan Rd. Kusdiyah ini juga pernah menjadi Direktur salah satu bioskop di Kota Bandung.
Senang Memelihara Domba
Tempat tinggalnya di Kompleks Pandan Wangi Ciwastra Bandung dilengkapi dengan Kandang Domba. Karena memelihara domba adalah salah satu kegemarannya. Untuk hobinya yang satu ini kang Ibing tidak segan-segan mengambil rumput sendiri di pematang sawah yang mengelilingi sekitar Komplek Perumahannya.
Untuk mencari rumahnya tidaklah sulit. Tukang Becak yang mangkal di sekitar Komplek Perumahan tempat tinggalnya apabila ditanya, akan menunjukkan bahwa rumah Kang Ibing itu di depan rumahnya ada kandang domba.
Mengenai kegiatannya saat ini sebagai “dai” yang jadwalnya cukup padat untuk memberikan siraman rohani baik di mesjid yang ada di lingkungan pedesaan, kota, perkantoran maupun kampus di wilayah Indonesia sampai ke Timor-Timur bahkan ke Australia. Tema dakwahnya mudah dicerna, karena menyangkut masalah-masalah keseharian serta dibawakan dengan gaya humor yang segar.
Ketika ditanya mengenai kariernya yang beragam serta berhasilnya didalam menyelesaikan Sekolah, Kang Ibing menyatakan bahwa semua itu tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.
Generasi muda Sunda sekarang menurut Kang Ibing, pada umumnya sudah kurang mengenal jati diri Ki Sunda. Basa teh Ciciren Bangsa dalam arti Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Refleksinya terlihat dari banyaknya anak muda Tatar Sunda dewasa ini yang malu berbahasa Sunda. Hal ini disebabkan tidak adanya infilterisaasi budaya luar yang masuk, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai tersebut.
Pendapatnya mengenai manusia Sunda yang ” Nyunda” adalah yang mengetahui sekaligus menghargai Kebudayaan Sunda serta “Sarakannana” dalam arti tempatnya.. Sehingga tumbuh rasa kasundaan bagi orang Sunda.
Demikian Inohong Sunda Kang Ibing yang lekat dengan sosok Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.

Seniman besar sekaligus pelawak asal Bandung Raden Aang Kusmayatna atau akrab disapa Kang Ibing (54) meninggal dunia di RS Al Islam malam tadi.
Kang Ibing meninggal sekitar pukul 20.45 WIB setelah terjatuh di halaman rumahnya Margawangi Estate Jalan Kencana wangi No 70 RT 1 RW 13 Kelurahan Cijaura Kecamatan Buah Batu.
Menurut adik iparnya, M Yusuf (45), sebelum terjatuh di rumah, almarhum baru pulang dari rumah orang tuanya di Kabupaten Sumedang sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, Ibing sempat terlihat berada di depan kandang domba miliknya.
"Almarhum sempat melihat domba yang ada di kandang miliknya di rumah jam 8 malam tadi. Tiba-tiba, almarhum terjatuh dan sempat muntah," kata M Yusuf saat ditemui wartawan di rumah duka, Kamis (19/8/2010) malam.
Melihat Ibing terjatuh, keluarga lantas membawanya ke RS Al Islam. Namun, kata dia, sesampainya di rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.
"Dari rumah juga sudah tidak sadar. Sesampainya di rumah sakit, sudah meninggal dunia," kata M Yusuf.
Almarhum meninggalkan 3 anak masing-masing Kusmadika (32), Kusmananda (28), dan Diane Fatmawati (25), serta seorang istri Nike Wahyuningsih.
Saat ini rumah duka sudah dipenuhi kerabat dan warga. Sebuah tenda putih ukuran sekitar 20 x 10 tampak berdiri di depan rumah Ibing.
Jenazah Ibing tiba di rumah duka sekitat sekitar pukul 22.30 WIB dengan menggunakan mobil jenazah RS Al Islam. Rencananya, jenazah Ibing akan dimakamkan di tempat kelahirannya Kabupaten Sumedang, besok pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar